Mengenang George Floyd Pahlawan dibalik Black Live Matter 2020. Setahun lalu Amerika Serikat mengalami suatu tragedi yang besar. Tanggal 25 Mei seorang pahlawan bernama George Floyd meninggal dunia. diakibatkan oleh kebrutalan aparat kepolisian Minneapolis. “I can’t Breathe” menjadi sebuah tagar yang ramai diperbincangkan pada bulan Mei 2020. Dan ikuti oleh rentetan kerusuhan terbesar yang terjadi dalam akhir jabatan Donald Trump.


Detik-detik Kematian George Floyd
Pada 25 Mei 2020. Aparat kepolisian Minneapolis mendapatkan panggilan telefon dari salah satu pemuda penjaga toko. Pegawai tersebut menghubungi 911 (line telefon darurat Amerika) dan mengatakan seseorang membeli rokok dengan uang palsu senilai $20. Kemudian polisi mendatangi mobil yang dikemudikan oleh George Floyd. Mobil itu berhenti sekitar 15 menit, polisi langsung menangkap George.
George Floyd berkata kepada polisi bahwasanya ia tidak bersalah. Namun, polisi tetap menangkap Floyd dengan brutal. Salah satu anggota menggunakan lutut untuk menghentikan pergerakan dari George Floyd. George Floyd berteriak Aku Tidak Bisa bernafas dan dia berteriak minta tolong. Banyak saksi yang melihat kejadian tersebut. Mereka berteriak kepada aparat yang menangkap Floyd adalah tindakan berlebihan. Dan meminta mereka untuk menghentikannya.
Namun, para petugas tetap menancapkan lutut pada leher Floyd. Kejadian ini terekam pada saksi dan juga rekaman kamera CCTV yang ada di kejadian. Chauvin menancapkan lututnya pada Floyd lebih dari 5 menit dan 20 detik sebelum ambulans datang untuk menjemput Floyd. Gabungan rekaman yang ada menjadikan bukti kematian George Floyd.
Setelah kematian George Floyd. Kepolisian Minneapolis memecat petugas yang menangkap Floyd. Pada 29 Mei 2020 Derek Chauvin petugas yang menggunakan lutut dan 3 petugas lainnya dijatuhi hukuman oleh peradilan. Penyebab Kematian George Floyd dikarenakan oleh tindakan brutal yang dilakukan oleh 4 petugas kepolisian saat menangkapnya.
Baca Juga: Mengenal Elon Musk Sang Pebisnis Eksentrik
Timeline Protes Atas Kematian George Floyd
Setelah kematian George Floyd yang terjadi pada 25 Mei 2020. Protes dan unjuk rasa terjadi hampir diseluruh negara bagian di Amerika Serikat 140 kota dan 21 negara bagian di Amerika Serikat. Protes dan unjuk rasa pertama meroket pada negara bagian Minneapolis. Ribuan pengunjuk rasa membakar kantor kepolisian Minneapolis.
Kepala Kepolisian Louisville dipecat dikarenakan salah satu petugas menembak mati pengunjuk rasa yang terjadi di Austin, Texas. di St. Louis dan Las Vegas salah satu petugas kepolisian mendapatkan tembakan dari pengunjuk rasa dan terluka.
Pada 26 Mei 2020. Pengunjuk rasa memulai protes di Minneapolis dan kepolisian Minneapolis menggunakan gas air mata untuk meredam para pengunjuk rasa. Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan untuk membuat graffiti pada mobil kepolisian yang terlihat. dan merusak kendaraan milik kepolisian sebagai tanda protes yang terjadi.
Ledakan amarah ini tidak hanya terjadi pada Minneapolis pada 27 Mei 2020 pengunjuk rasa mulai turun di Memphis dan Los Angeles. Kejadian ini membuat puluhan toko dijarah dan salah satu pengunjuk rasa ditembak mati dikarenakan akan menjarah ekspedisi Fedex.
Pada 28 Mei National Guard diturunkan untuk meredam pengunjuk rasa. Pemerintahan Minneasota memanggil National Guard untuk membantu meredam amarah pengunjuk rasa yang tidak bisa dikendalikan.
Pada 29 Mei 2020, Presiden Amerika Serikat yang menjabat saat itu memberikan ultimatum kepada pengunjuk rasa. Donald Trump mengultimatum untuk menurunkan militer dan menembak para penjarah. Pesan ini justru memperparah keadaan diseluruh bagian di Amerika Serikat.
Pada hari yang sama pada Atlanta dan New York mengalami sebuah kehancuran yang besar. Ratusan pengunjuk rasa merusak jendela CNN dan membuat graffiti pada kantor CNN.
Pada Malam itu juga, beberapa petugas mengalami cidera dan dibalas oleh petugas dengan menyemprotkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa.
Di Washington salah satu pemuda berusia 19 tahun tewas. Ketika pengunjuk rasa ingin menyalakan api. Dan memindahkan Presiden kedalam bunker untuk keamanan yang tidak terkendali.
Walikota Minneapolis mengatakan Pengunjuk rasa menjadi teroris. Hal ini justru menambah amarah pengunjuk rasa. Pada 31 Mei 2020 pengunjuk rasa kembali memenuhi jalan raya.
Dihari selanjutnya saudara dari George Floyd datang pada lokasi kematian George Floyd. Ia meminta kepada para pengunjung rasa untuk melakukan tindakan protes secara damai.


Donald Trump, mengancam kembali untuk menurunkan militer untuk menghentikan aksi unjuk rasa yang terjadi diseluruh bagian di Amerika Serikat. Pada 3 Juni 4 Petugas kepolisian yang bertugas dijatuhi hukuman penjara. Dan diikuti dengan 2 petugas kepolisian Buffalo dijatuhi hukuman karena mendorong demonstran berusia 75 tahun.